Indonesia Kompeten

APIK EDU INDONESIA

Jika Anda ingin membuat matriks penilaian risiko Anda sendiri, Anda dapat mulai dengan mendefinisikan lingkup pekerjaan. Tergantung pada apa yang Anda coba perbaiki, Anda perlu mengidentifikasi area risiko yang berbeda. Pilih tujuan Anda dan pastikan itu jelas sebanyak mungkin.

Langkah 1: Mengidentifikasi bahaya

Untuk memulai, Anda ingin mengambil risiko sebanyak yang Anda bisa. Ide di balik ini adalah untuk mendapatkan pandangan yang berbeda. Sesi brainstorming bisa membantu. Daftar yang Anda dapatkan akan menjadi dasar dari matriks penilaian risiko.

Terhubung dengan lingkup Anda, daftar harus milik dan rinci. Ini dapat mencakup apa pun dari pencurian, pembakaran, dan bahkan polusi. Sangat penting bahwa Anda memikirkan semua risiko potensial untuk setiap proyek baru yang sedang Anda kerjakan.

Anda juga dapat memikirkan apa yang terjadi ketika Anda mengidentifikasi mereka. Tapi jangan khawatir, kami akan membahasnya segera.

 

Langkah 2: Analisis Risiko

Analisis risiko bukanlah sesuatu yang harus diambil ringan. Ada langkah-langkah tertentu yang harus Anda ikuti untuk melakukan manajemen risiko yang efektif. Ketika sebuah organisasi telah menempatkan semua risiko yang tepat, langkah berikutnya adalah dengan hati-hati mengevaluasi mereka.

Matriks penilaian risiko memfokuskan banyak kemungkinan dan konsekuensi sebagai fokus utama. Tetapi tergantung pada organisasi, kita berbicara tentang Anda mungkin bertemu dengan istilah seperti “pelemahan” atau “kecepatan awal”.

 

Langkah 3: Mengidentifikasi dampak risiko

Setiap matriks penilaian risiko berarti bahwa Anda akan perlu memeriksa kemungkinan dan konsekuensi dari peristiwa risiko yang mungkin terjadi. Hasil dari penilaian tersebut digunakan untuk membuat top dari risiko untuk menemukan yang paling penting, serta yang kurang kritis.

Dalam grafik risiko, Anda dapat melihat persis bagaimana faktor risiko tinggi dan faktor risiko rendah ditunjukkan. Dampak dari serangan yang sukses dapat dibagi menjadi dua jenis: “impak teknis” dan “impakan bisnis”.

 

Langkah 4: Prioritaskan Resiko

Ketika Anda melihat matriks penilaian risiko, Anda akan dapat membandingkan tingkat risiko yang berbeda. Ini dapat mencakup aturan internal atau kebijakan.

Satu hal yang harus dicatat adalah bahwa proses penilaian risiko dapat menjadi evolusi yang berkelanjutan. Matriks harus berubah pada saat yang sama dengan perubahan yang muncul di perusahaan Anda. Jika dilakukan satu timer per tahun, risiko yang muncul dapat hilang atau bahkan tidak terdeteksi.

Bagaimana cara menggunakan matriks penilaian risiko?

Setelah proses penilaian risiko selesai, Anda dapat mulai mengambil data ke dalam matriks. Setiap matriks penilaian risiko menggunakan dua sumbu, satu yang mengukur probabilitas, dan yang lain mengukur hasil konsekuensi.

Probabilitas : probabilitas dari suatu risiko

Tergantung pada kemungkinan terjadinya risiko, risiko dapat diklasifikasikan ke dalam kategori berikut:

Konsekuensi: keparahan dampak atau tingkat kerusakan yang disebabkan oleh risiko

Konsekuensi risiko dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori. Hal ini tergantung pada seberapa parah kerusakan yang mungkin terjadi.

Mengetahui elemen apa yang dimiliki matriks penilaian risiko adalah penting. Ini akan membantu Anda dan organisasi Anda mengelola risiko secara efektif dan mengurangi insiden di tempat kerja.

Matriks penilaian risiko adalah dokumen yang harus diperbarui dan dipertahankan dengan rasa ingin tahu. Risiko sedang berkembang dan matriks harus melakukan hal yang sama. Ada beberapa peristiwa yang akan memicu kebutuhan untuk pembaharuan. Salah satunya bisa seperti membangun program manajemen risiko perusahaan.

0
Keranjang Program
Keranjang Anda KosongKembali Ke Beranda